Selasa, 17 Oktober 2017

Suatu saat nanti, entah kapan waktu itu akan tiba. Kau akan menangis tersedu sedu sembari mengumandangkan adzan di telinga buah hati kita yang telah ku perjuangkan kehidupannya. Kau akan menjadi sosok yang paling kuat di antara aku dan mereka, permata hati kita.
Kau merubah sikap kerasmu menjadi lembut, menyukai hal hal berbau barbie, disney atau apapun yang membuat buah hati kita menjadi senang. Melantunkan ayat atau sedikit nyanyian ketika ia terjaga.
Dan saat itu, aku bahagia. Aku bahagia memilikimu.
Dan mereka? Tentu bangga menjadi anakmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memahami oranglain bukan berarti menyakiti dirimu sendiri (uraian berdasarkan buku "Filosopi Teras")

Mungkinkah kita mampu bertahan dengan rasa sakit yang terdalam? Kunci bahagia bagi Stoa adalah manakala kita terhindar dari nafsu-nasfu yan...