Jumat, 31 Oktober 2014
penantian
Kamu.. yg masih saat ini aku masih belum percaya kalau kamu hadir lagi, dulu aku cuma lihat kamu sesekali dan itu pun aku merasa "lucky" bisa lihat kamu. Tapi sekarang kamu hadir,bawa kembali perasaan aku yg dulu hilang, bawa kembali ingatanku akan kamu. Jujur, semakin hari aku semakin sulit untuk lupa, memori awal dimana pertama kali aku lihat kamu terus berputar dipikiranku. Kamu, yang bisa membuatku tersenyum akan kelakuan konyolmu, yang bisa menangis karna mendengar suara mu bernyanyi untuk yang pertama kali nya, sebegitu istimewakah kamu? Aku bahkan berpikir apa aku berlebihan? Kamu, yang selalu aku dengar suara nyanyian nya di setiap aku merasa rindu akan suara mu, yang selalu aku dengar sebelum aku tidur, itu menjadi lagu sebelum tidur favoritku..
Kamu, yg sampai saat ini masih dalam perhatianku entah sampai kapan semua ini berakhir. Mungkin setelah benar-benar aku merasa Lelah atas semua perhatianku tidak kamu hargai...
Selasa, 01 April 2014
kekuatan persahabatan
pagi itu aku memasuki gerbang utama sekolah baruku, namaku Jennar. pekerjaan ayah yang membuat keluarga kami pindah ke desa ini. desa yang masih sejuk dan jauh dari kata bising.
"perkenalkan namaku jennar, aku baru saja pindah dari sekolah SMA swasta di jakarta" ucapku yang telah menemukan kelas baru. setelah perkenalan itu, aku duduk di sebelah anak perempuan yang menurutku manis, dia sangat enak di pandang. wajahnya masih ayu seperti gadis desa yang lugu.
"hay" sapaku, dia tersenyum "aku dinnar" jelasnya. beberapa saat kemudian kami kembali fokus dengan pelajaran yang sudah di mulai.
bel berbunyi panjang, aku berjalan sendirian mencari ruangan yang sagat di senangi siswa di sana yaitu kantin. aku terus berjalan hingga akhirya aku menemukan tempat itu.
rasa lapar memang sudah memaksaku menyantap makanan yang suudah ku beli barusan, tiba-tiba dinnar menghampiriku ''hay..aku mau makan di sini boleh?" ucapnya "silahkan" aku tersenyum. kita banyak bercerita, dan hal yang membuat kita tertawa adalah ternyata dinnar adalah teman kecilku sewaktu aku tinggal di jakarta. ibu dan ayahnya bercerai, hingga ia tinggal disini bersama ibbunya. dunia sempit rasanya, bertahun-tahun tak bertemu dan kini bisa satu sekolah bahkan satu kkelas.
keesokan harinya, sepulang sekolah. aku berjalan menyusuri jalan menuju rumah, karena rumah dan sekolah baruku itu jaraknya tak jauh. tiba-tiba langkahku terhenti, aku melihat sosok laki-laki yang menurutku sangat mempesona dengan segala ketampanannya. sepertinya dia tidak seangkatan denganku. sesammpainya di rumahpun aku masih memikirkannya.
keesokan harinya, aku yang masih penasaran langsung mencari tahu tentang dia. namanya Riko, dia anak 3 IPA1. dan menurut informasi yang ku dapatkan dia memang banyak di gilai wanita. tapi rasanya mustahil jika aku berharap bisa mendekati pria itu.
aku duduk di bangku tamansekolah sambil memperhatikan pria itu bermain bola, kemudian dinnar datang "mikirin apa?" tayanya "engga kok.." tiba-tiba sebuah bola menghampiri ke tempat dimana aku sedang duduk bersama dinnar, kemudian pria itu datang mengambil bola dan melanjutkan permainannya "kau liat laki-laki itu?" tanya dinnar :iya.kenapa?"
"aku udah lama suka sama diia tapi aku malu buat bilang" jelasnya mengagetkanku, ternyata dinnar pun menyukai pria yang sama denganku tapi untuk berkata aku menyukainya pun sulit karena aku merasa tidak enak dengannya. dinnar anak yang baik, hanya dia yang mau berteman denganku selama aku di sini dan kini aku harus menyakiti perasaannya hanya karena pria itu. aku memutuskan untuk emmbuang jauh perasaanku ini..
beberapa minggu kemudian, seseorang mengirim pesan singkat. aku membalas dengan rasa penasaran, setelah beberapa lama ternyata orang itu adalah Riko, entah darimana dia bisa dapat nomor telfonku yang jelas setiap harinya kita selalu berkomunkasi via handpone.
beberapa bulan belakangan aku memang dekat dengan rio tapi dnegan mengetahui cerita dinnar yang sangat menyukainya membuatku merasa bersalah kepada dinnar. rasanya jahat jika aku harus berhubungan dengan riko di belakangnya.
hingga suatu hari tanpa sepengetahuanku, dinnar mengecek handpone ku dia melihat banyak pesanku dengan riko. aku tau rasa kecewanya timbul untukku semenjak itu dia menjauhiku jangankan untuk bermain, menegur saja tak pernah, kata maaf selalu ku ucapkan padanya tapi balasnya hanya diam dan pergi menghindar.
aku sadar aku salah, sebab itu aku memutuskan untuk menjauhi riko dan mencoba melupakannya. mendengar hal itu dinnar mulai mendekatiku lagi, rasanya tak adil jika aku harus marah ketika kamu pperjuangkan persahabatan kita ucpnya padaku.
aku mencoba melupakan riko dan mengubur perasaanku, dinnarpun begitu. kita sepakat untuk melupakan riko dan mencari penggantinya.
persahabatan paling utama di banding segalanya, karena yang terpenting adalah melihat teman bahagia untuk membuaat kita bahagia.
"perkenalkan namaku jennar, aku baru saja pindah dari sekolah SMA swasta di jakarta" ucapku yang telah menemukan kelas baru. setelah perkenalan itu, aku duduk di sebelah anak perempuan yang menurutku manis, dia sangat enak di pandang. wajahnya masih ayu seperti gadis desa yang lugu.
"hay" sapaku, dia tersenyum "aku dinnar" jelasnya. beberapa saat kemudian kami kembali fokus dengan pelajaran yang sudah di mulai.
bel berbunyi panjang, aku berjalan sendirian mencari ruangan yang sagat di senangi siswa di sana yaitu kantin. aku terus berjalan hingga akhirya aku menemukan tempat itu.
rasa lapar memang sudah memaksaku menyantap makanan yang suudah ku beli barusan, tiba-tiba dinnar menghampiriku ''hay..aku mau makan di sini boleh?" ucapnya "silahkan" aku tersenyum. kita banyak bercerita, dan hal yang membuat kita tertawa adalah ternyata dinnar adalah teman kecilku sewaktu aku tinggal di jakarta. ibu dan ayahnya bercerai, hingga ia tinggal disini bersama ibbunya. dunia sempit rasanya, bertahun-tahun tak bertemu dan kini bisa satu sekolah bahkan satu kkelas.
keesokan harinya, sepulang sekolah. aku berjalan menyusuri jalan menuju rumah, karena rumah dan sekolah baruku itu jaraknya tak jauh. tiba-tiba langkahku terhenti, aku melihat sosok laki-laki yang menurutku sangat mempesona dengan segala ketampanannya. sepertinya dia tidak seangkatan denganku. sesammpainya di rumahpun aku masih memikirkannya.
keesokan harinya, aku yang masih penasaran langsung mencari tahu tentang dia. namanya Riko, dia anak 3 IPA1. dan menurut informasi yang ku dapatkan dia memang banyak di gilai wanita. tapi rasanya mustahil jika aku berharap bisa mendekati pria itu.
aku duduk di bangku tamansekolah sambil memperhatikan pria itu bermain bola, kemudian dinnar datang "mikirin apa?" tayanya "engga kok.." tiba-tiba sebuah bola menghampiri ke tempat dimana aku sedang duduk bersama dinnar, kemudian pria itu datang mengambil bola dan melanjutkan permainannya "kau liat laki-laki itu?" tanya dinnar :iya.kenapa?"
"aku udah lama suka sama diia tapi aku malu buat bilang" jelasnya mengagetkanku, ternyata dinnar pun menyukai pria yang sama denganku tapi untuk berkata aku menyukainya pun sulit karena aku merasa tidak enak dengannya. dinnar anak yang baik, hanya dia yang mau berteman denganku selama aku di sini dan kini aku harus menyakiti perasaannya hanya karena pria itu. aku memutuskan untuk emmbuang jauh perasaanku ini..
beberapa minggu kemudian, seseorang mengirim pesan singkat. aku membalas dengan rasa penasaran, setelah beberapa lama ternyata orang itu adalah Riko, entah darimana dia bisa dapat nomor telfonku yang jelas setiap harinya kita selalu berkomunkasi via handpone.
beberapa bulan belakangan aku memang dekat dengan rio tapi dnegan mengetahui cerita dinnar yang sangat menyukainya membuatku merasa bersalah kepada dinnar. rasanya jahat jika aku harus berhubungan dengan riko di belakangnya.
hingga suatu hari tanpa sepengetahuanku, dinnar mengecek handpone ku dia melihat banyak pesanku dengan riko. aku tau rasa kecewanya timbul untukku semenjak itu dia menjauhiku jangankan untuk bermain, menegur saja tak pernah, kata maaf selalu ku ucapkan padanya tapi balasnya hanya diam dan pergi menghindar.
aku sadar aku salah, sebab itu aku memutuskan untuk menjauhi riko dan mencoba melupakannya. mendengar hal itu dinnar mulai mendekatiku lagi, rasanya tak adil jika aku harus marah ketika kamu pperjuangkan persahabatan kita ucpnya padaku.
aku mencoba melupakan riko dan mengubur perasaanku, dinnarpun begitu. kita sepakat untuk melupakan riko dan mencari penggantinya.
persahabatan paling utama di banding segalanya, karena yang terpenting adalah melihat teman bahagia untuk membuaat kita bahagia.
Minggu, 16 Maret 2014
bayangan Semu
jam kukuk di ruang tengah baru saja selesai berteriak 6 kali. Dan
tiba-tiba ada seseorang di balik pintu kamarku memanggil namaku dengan suara
yang tak asing lagi menurutku.
Ketika pintu terbuka, dan benar saja ternyata orang di balik
pintu adalah dafa, Oh ya dafa adalah sahabat terbaikku, kita memang sudah lama
bersama hampir 10 tahun lamanya. Awalnya orang tua dafa membeli rumah di
sebelah rumahku jadi hal yang membuat kita setiap hari bertemu dan akhirnya
bersahabat adalah karena kita bertetangga..
“aduh Jennar Friska Mukti, loe belom siap juga berangkat ke
sekolah?” ucap dafa dengan nada kesal “iya.. ini juga gue lagi rapihin buku”
“terus.. dari tadi ngapain?” tanyanya lagi “udah deh bawel
banget, yoo kita caww” jawabku sambil menarik tangan dafa keluar kamar dan
turun ke lantai bawah.. “mah, aku berangkat” ucapku berteriak
Seperti biasa, kita selalu pergi ke sekolah menggunakan sepeda
kesayangan dafa, melewati kebun teh dan sebagainya membuat pagi kita seakan
manis. Sesampainya di sekolah, aku terpaku pada seseorang yang sedang terduduk
di taman sekolah sambil membaca bukunya. “Sangat memukau” kataku. Tinggi menjulang,
kulit yang putih melengkapi ketampanannya.
“Daf, loe tau ga itu siapa?” tanyaku sambil menunjuk pria itu“oh,
itu mah si fadil dia anak XII IPA 6, kenapa emang?”
“ganteng yah daf?” “gatengan
juga gue” ucap dafa dan kemudian pergi..
Tak berbeda dengan wanita-wanita lainnya, aku yang pada saat
itu menyukai kakak kelasku berusaha maksimal mendapatkan nomer handphonennya. Dari
mencoba membujuk dafa untuk meminta langsung padanya, karena kebetulan dafa
satu organisasi dengan ka fadil ckck..
Singkat cerita, aku mendapatkan apa yang ku inginkan(nomer
handhone fadil), sejak itulah aku dengannya dekat, bahkan jauh lebih dekat
ketimbang dengan dafa. Aku lebih banyak menghabiiskan waktu luangku dengan
fadil. Tapi tak ada sekalipun niat untuk melupakan dafa. Ya mungkin itulah
gilanya orang jatuh cinta.
3 bulan berlalu, akhirnya fadil menyatakan perasaannya yang
akhirnya membuat kita berpacaran.
“Daf gue pacaran” ucapku di telfon “serius? Sama siapa?”
“ka fadil dongg.. besok gue cerita kalo gue sempet.. ok bos”
jawabku dan menutup telfon
Aku sadar aku
berubah, bukan menjadi Jennar yang dulu yang kemana, dimana selalu dengan
dafa.. kini dafa di gantikan dengan sosok fadil.
6 bulan hubunganku berjalan dengan baik bersama fadil, tapi
entah apa dan kenapa alasannya ia memutuskan tanpa rasa bersalah. “loe bisa
bayangin kan daf? Gue baru bisa jatuh cinta sama fadil tapi tiba-tiba dia
putusin tanpa alasan bahkan kemarin gue liat dia jalan sama farin” ucapku “gue
bisa bayangin kok. Makanya..” “terus gue juga sakit hati tau daf waktu fadil
seakan jauhin kita berdua” ucapku lagi yang memotong kalimat dafa “yaudah loe
tidur deh.. udah malem..”
Seminggu waktu
berjalan dengan baik, aku pun sudah bisa melupakan fadil, berkat dafa juga. Kita
pun langsung mengulangi kebiasaan-kebiasaan kita yang tertunda 6 bulan lamanya.
Kita selalu bersama seperti dulu.
“daf, gue mulai bisa move on loh sama cowok lain” ucapku
sambil makan mie ayam yang ku beli di kantin sekolah “sama siapa?” tanya dafa “dika
daf”
“maksud loe? Dika temen kelas kita?” (jawabku hanya
mengangguk). “mau kemana daf?” tanyaku “udah kenyang” jawabnya Dan dafa pergi
meninggalkanku sendiri di kantin.
Pendekatan yang sangat amat cepat, bagiku karena dika juga
membalas perasaanku “suka dari dulu” ucapnya padaku. Hal itu langsung ku
ceritakan pada dafa dan dafa berkata “gue ikut bahagia”. Dan sama hal dengan
sebelumnya, aku mulai lagi melupakann dafa. Selama satu tahun berhubungan
dengan dika aku tak pernah peduli dengan dafa. Hingga akhirnya aku pun
tersakiti kembali oleh dika. Dia memutuskanku, alasannya karena aku kurang
menarik dari mantan-mantannya yang lalu. Aku pun kembali bercerita pada dafa,
dafa hanya tertawa dan berkata bahwa ada sebuah bayangan semu yang tak pernahku
anggap, tapi suatu saat akan terlihat karena ketulusannya, aku memang tak mengerti
tapi dafa tak ingin menjelaskannya.
selama 5 bulan lamanya aku jarang sekali melihat dafa, selalu
ku tanyakan dan sibuk sebagai alasannya.
Hingga akhirnya
sore itu. Sore yang sangat amat menyayat hatiku. Merubah hidupku yang ceria menjadi hidup yang amat tak bermakna.
Sepulang sekolah ku lihat bendera kuning berkibar di depan rumah dafa. Hatiku hancur tapi masih belum terbayangkan siapa yang pergi meninggalkan kehidupan. Dengan hati bertanya tanya ku masuki ruang tamu yang sudah penuh ibu ibu mengaji surah yasin. Ku lihat tante via menangis sangat sedih. Akupun duduk mendekatinya. "Tante siapa yang meninggal? Dafa kemana?" ucapku panik. "Jen, kamu juga harus sabar ya. Dafa udah tenang"
Tanpa kata tangisku pecah, hatiku hancur membelah dengan sendirinya. Bagaimana bisa? Kataku selalu. Ku peluk jenazah yang ada dihadapanku itu sambil memastikan bahwa itu bukan dafa tapi apalah dayaku. Kenyataan begitu menyakitkan.
Selesai pemakan, Ibunya dafa memberiku surat yang
bertulis “hay jen, aku Cuma mau bilang kamu udahin air mata kamu untuk orang
yang ga pernah hargain itu. Aku adalah bayangan semu itu Jen.. aku berusaha
tertawa ketika kamu bercerita tentang pria yang kamu cintai. Tanpa kamu sadari
cerita kamu nusuk jantungku bahkan sangat dalam. Ketika kamu baca surat ini aku
emang udah ga ada, sekitar 2 tahun yang lalu aku memang sudah mengidap kanker
otak, aku ga bisa cerita ke kamu karena aku ga mau kamu sedih dan aku ga mau
bilang kalo aku suka kamu karena aku mau kamu bahagia bukan karena aku. Aku ga
sanggup kalo harus lihat kamu nangis ketika kita udah pacaran dan umur aku ga
panjang, kamu harus janji untuk tersenyum tanpa aku jen, karena kamu harus tahu
kalo aku jagain kamu dari surga”
Aku tersadar,
bahwa aku tak pernah mensyukuri kehidupanku dan terus berusaha mencari
seseorang yang sempurna tanpa menganggap pria itu, pria yang menjagaku,
mencintaiku dgn ketulusan. Tapi, sayangnya pria itu adalah sebuah bayangan semu
yang tak pernah ku anggap. Penyesalan memang datang pada akhir waktu. tapi
kenangan dan cinta terlambat ini akan ku simpan dengan baik sampai tuhan
pertemukanku dengannya di Surga
Langganan:
Komentar (Atom)
Memahami oranglain bukan berarti menyakiti dirimu sendiri (uraian berdasarkan buku "Filosopi Teras")
Mungkinkah kita mampu bertahan dengan rasa sakit yang terdalam? Kunci bahagia bagi Stoa adalah manakala kita terhindar dari nafsu-nasfu yan...
-
Memahami oranglain bukan berarti menyakiti dirimu sendiri (uraian berdasarkan buku "Filosopi Teras")Mungkinkah kita mampu bertahan dengan rasa sakit yang terdalam? Kunci bahagia bagi Stoa adalah manakala kita terhindar dari nafsu-nasfu yan...
-
Teruntuk senja.. Terangilah soreku dengan warnamu.. Dengan keindahan yang tak kutemui dimanapun.. Dengan rasa yang tak ku jumpai pada sia...
-
Kita pernah tak menyerah meski akhirnya sadar bila dipaksakan itu jatuhnya tidak baik. Kini, kau dan aku memutuskan untuk berhenti. Selamat ...