▼
Senin, 13 Januari 2025
Memahami oranglain bukan berarti menyakiti dirimu sendiri (uraian berdasarkan buku "Filosopi Teras")
Mungkinkah kita mampu bertahan dengan rasa sakit yang terdalam?
Kunci bahagia bagi Stoa adalah manakala kita terhindar dari nafsu-nasfu yang tidak jelas, kecanduan atau addicted pada sesuatu, angkara murka, kehilangan kendali, dendam, kecemasan yang obsesif, rasa kesal berlebihan.
Menjauhlah dari -> iri hati, sesal dan takut.
yang perlu diingat, bahwa manusia hanya perlu menjalani dan melakukan hal-hal baik. Bagaimana jika kita sudah baik, namun oranglain tetap berbuat tidak baik kepada kita?
Pahamilah bahwa keputusan dan perbuatan orang lain adalah bukan tanggung jawab kita.
“Some things are up to us, some things are not up to us.” – Epictetus (Enchiridion).
“Ada hal-hal yang berada dibawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak berada dibawah kendali kita.”
Hal -hal yang bisa kita kendalikan:
• Berbuat baik kepada orang lain
• Berusaha semaksimal mungkin
• Keinginan
• Tujuan
• Persepsi
Hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan:
• Tindakan dan keputusan orang lain
• Reputasi/ popularitas kita
• Kesehatan
• Opini orang
• Kondisi kita saat lahir dll
Epictetus menjelaskan bahwa hal-hal yang ada dibawah kendali kita bersifat merdeka, tidak terikat, tidak terhambat, tetapi hal-hal yang tidak di bawah kendali kita bersifat lemah.
Karenanya, ingatlah jika kamu salah mengira bahwa kamu bisa mengontrol hal-hal milik orang lain sebagai milikmu sendiri. Maka kamu akan meratap, dan kamu akan selalu menyalahkan manusia.
"Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima" -SENECA