Selasa, 01 April 2014

kekuatan persahabatan

pagi itu aku memasuki gerbang utama sekolah baruku, namaku Jennar. pekerjaan ayah yang membuat keluarga kami pindah ke desa ini. desa yang masih sejuk dan jauh dari kata bising.
"perkenalkan namaku jennar, aku baru saja pindah dari sekolah SMA swasta di jakarta" ucapku yang telah menemukan kelas baru. setelah perkenalan itu, aku duduk di sebelah anak perempuan yang menurutku manis, dia sangat enak di pandang. wajahnya masih ayu seperti gadis desa yang lugu.
"hay" sapaku, dia tersenyum "aku dinnar" jelasnya. beberapa saat kemudian kami kembali fokus dengan pelajaran yang sudah di mulai.
bel berbunyi panjang, aku berjalan sendirian mencari ruangan yang sagat di senangi siswa di sana yaitu kantin. aku terus berjalan hingga akhirya aku menemukan tempat itu.
rasa lapar memang sudah memaksaku menyantap makanan yang suudah ku beli barusan, tiba-tiba dinnar menghampiriku ''hay..aku mau makan di sini boleh?" ucapnya "silahkan" aku tersenyum. kita banyak bercerita, dan hal yang membuat kita tertawa adalah ternyata dinnar adalah teman kecilku sewaktu aku tinggal di jakarta. ibu dan ayahnya bercerai, hingga ia tinggal disini bersama ibbunya. dunia sempit rasanya, bertahun-tahun tak bertemu dan kini bisa satu sekolah bahkan satu kkelas.
keesokan harinya, sepulang sekolah. aku berjalan menyusuri jalan menuju rumah, karena rumah dan sekolah baruku itu jaraknya tak jauh. tiba-tiba langkahku terhenti, aku melihat sosok laki-laki yang menurutku sangat mempesona dengan segala ketampanannya. sepertinya dia tidak seangkatan denganku. sesammpainya di rumahpun aku masih memikirkannya.
keesokan harinya, aku yang masih penasaran langsung mencari tahu tentang dia. namanya Riko, dia anak 3 IPA1. dan menurut informasi yang ku dapatkan dia memang banyak di gilai wanita. tapi rasanya mustahil jika aku berharap bisa mendekati pria itu.
aku duduk di bangku tamansekolah sambil memperhatikan pria itu bermain bola, kemudian dinnar datang "mikirin apa?" tayanya "engga kok.." tiba-tiba sebuah bola menghampiri ke tempat dimana aku sedang duduk bersama dinnar, kemudian pria itu datang mengambil bola dan melanjutkan permainannya "kau liat laki-laki itu?" tanya dinnar :iya.kenapa?"
"aku udah lama suka sama diia tapi aku malu buat bilang" jelasnya mengagetkanku, ternyata dinnar pun menyukai pria yang sama denganku tapi untuk berkata aku menyukainya pun sulit karena aku merasa tidak enak dengannya. dinnar anak yang baik, hanya dia yang mau berteman denganku selama aku di sini dan kini aku harus menyakiti perasaannya hanya karena pria itu. aku memutuskan untuk emmbuang jauh perasaanku ini..
beberapa minggu kemudian, seseorang mengirim pesan singkat. aku membalas dengan rasa penasaran, setelah beberapa lama ternyata orang itu adalah Riko, entah darimana dia bisa dapat nomor telfonku yang jelas setiap harinya kita selalu berkomunkasi via handpone.

beberapa bulan belakangan aku memang dekat dengan rio tapi dnegan mengetahui cerita dinnar yang sangat menyukainya membuatku merasa bersalah kepada dinnar. rasanya jahat jika aku harus berhubungan dengan riko di belakangnya.
hingga suatu hari tanpa sepengetahuanku, dinnar mengecek handpone ku dia melihat banyak pesanku dengan riko. aku tau rasa kecewanya timbul untukku semenjak itu dia menjauhiku jangankan untuk bermain, menegur saja tak pernah, kata maaf selalu ku ucapkan padanya tapi balasnya hanya diam dan pergi menghindar.
aku sadar aku salah, sebab itu aku memutuskan untuk menjauhi riko dan mencoba melupakannya. mendengar hal itu dinnar mulai mendekatiku lagi, rasanya tak adil jika aku harus marah ketika kamu pperjuangkan persahabatan kita ucpnya padaku.
aku mencoba melupakan riko dan mengubur perasaanku, dinnarpun begitu. kita sepakat untuk melupakan riko dan mencari penggantinya.
persahabatan paling utama di banding segalanya, karena yang terpenting adalah melihat teman bahagia untuk membuaat kita bahagia.

Memahami oranglain bukan berarti menyakiti dirimu sendiri (uraian berdasarkan buku "Filosopi Teras")

Mungkinkah kita mampu bertahan dengan rasa sakit yang terdalam? Kunci bahagia bagi Stoa adalah manakala kita terhindar dari nafsu-nasfu yan...